sejarah Gereja St. Fransiskus Asisi Resapombo



PROFIL SINGKAT
PAROKI ST. FRANSISKUS ASISI RESAPOMBO

 
1.         PENDAHULUAN
“Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan” (1Kor3:6). Puji syukur pantas kita panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa atas anugerah benih-benih iman yang telah ditaburkan di tengah-tengah masyarakat Desa Resapombo ini hampir 50 th yang lalu, sehingga benih iman itu sekarang telah tumbuh menjadi sebuah persekutuan umat beriman yang sangat subur bertumbuh dan berkembang.
Syukur atas para gembala (imam, suster, tokoh umat) yang telah turut serta merawat pertumbuhan benih-benih itu. Hampir 50 tahun, demikianlah usia Gereja ini, semenjak umat pertama menerima Yesus dalam sakramen pembaptisan di daerah ini. Bukanlah waktu yang singkat. Hidup Gereja mengalami naik turun. Kiranya waktu yang cukup panjang itu mampu menjadi titik-titik refleksi iman kita sejauh mana anugerah iman itu kita siram, kita rawat dan kita jaga.
Dalam paparan singkat berikut, akan coba dihadirkan bagaimana titik-titik iman itu mulai tumbuh dan berkembang sampai saat ini. Bagaimana kumpulan umat beriman ini sekarang coba ditumbuh kembangkan terus. Bagaimana kumpulan umat beriman ini mencoba menata dirinya untuk mampu berdiri mandiri. Tentu, ada banyak kekurangan. Namun, bukankah dari kekurangan tersebut kita justru akan mampu tumbuh dan berkembang?
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus, yang telah berkenan memulai karyaNya yang baik di tempat ini, berkenan menyelesaikannya pula. Berkat Bunda Maria, Bunda Gereja, senantiasa pula menjaga dan membimbing kami anak-anaknya. 

2.        SEJARAH PAROKI RESAPOMBO
Benih iman di Kuasi St. Fransiskus Asisi Resapombo dimulai dari tahun 1967 dengan kehadiran Romo Fransisco Logano PR. Pada saat itu Pemerintah RI menginstruksikan bahwa semua warga negara Indonesia diwajibkan untuk beragama. Pada saat yang sama kehadiran Romo Logano memperkenalkan  iman Katolik di Resapombo dan sekitarnya. Bpk. Boiman yang adalah Kepala Desa Resapombo menyambut dengan baik hal itu. Bpk Boiman mengumpulkan semua Kepala Dusun (Kamituwo) sewilayah Resapombo untuk diajak bermusyawarah menjadi satu dalam agama Katolik. Beliau mengajak semua yang mengikuti partai PNI untuk beragama Katolik.
Desa Resapombo mempunyai 6 dusun, yakni Dusun Resapombo Krajan, |Dusun Bulurejo, Dusun Salamrejo, Dusun Purworejo, Dusun Tulungrejo dan Dusun Wonorejo. Hampir semua Kepala Dusun sepakat untuk beragama Katolik kecuali Kepala Dusun Bulurejo. Sampai sekarang di desa Resapombo dengan enam dusun dan di kelima dusun tersebut menjadi stasi, kecuali dusun Bulurejo.
Kehadiran Romo Logano di Resapombo tersebut dalam pengajarannya dibantu oleh penerjemah yaitu Bpk. Sudiarto dari Kenongo Wlingi (menurut sejarahnya sudah beragama Katolik semenjak jaman Belanda). Orang-orang yang terlibat dalam pemberi pelajaran pada tahun 1972  yaitu  untuk Resapombo: Bapak Bambang J. Heri, Bapak Petrus B.A , Bpk. Darmo Guru.  Mereka dibantu oleh Bapak Petrus Subandi, Bapak Paulus Mul Meseran, Bapak Katiran, Bapak Gimun, Bapak Mulya Utomo, Bapak Sujadi, dan Bpk Warsito.
Tokoh-tokoh yang dikumpulkan untuk menjadi para pemuka umat adalah Bpk. Wagiran (Tulungrejo), Bpk. Marlan, Bpk Mangun Tambir (Purworejo), Bpk. Surip (Wonorejo), Bpk. Arjo Bantu, Bpk. Mat Sabari, dan Bpk. Mul Meseran.
Babtisan pertama pada tahun 1968 sebanyak 50 orang. Pada tahun 1968 pernikahan pertama sebanyak 15 pasangan. Jumlah umat Katolik Krajan Resapombo yang tercatat pada tahun 1972 jumlah KK 157 dengan  jumlah umat 748 jiwa.
Dalam perjalanannya sebelum mempunyai gedung Gereja sendiri, peribadatan dilaksanakan di rumah-rumah umat. Rumah pertama yang ditempati adalah rumah Bpk. Karto Kabul (beliau beragama Hindu dan anaknya yang bernama Y.Suwarno beragama Katolik). Lalu berpindah di rumahnya Bpk. Wir Tukimun. Pernah juga dirumah Bpk. Bungkik dan Bpk Mukani. Kembali lagi ke rumah Bpk. Wir Tukimun.
Setelah itu pada tahun 1974 Romo Logano membeli sebidang tanah dari Bpk. Wagiran untuk dibangun gedung Gereja. Dan pada hari Senin Legi tanggal 27 Nopember 1978 Romo Logano membangun gedung Gereja dengan diberi nama pelindung St. Yohanes untuk menghormati nama Babtis Kepala Desa Resapombo yang pertama yaitu Bapak Yohanes Boiman. Pada Tahun 1989 gedung Gereja dibongkar dan dibangun gedung Gereja joglo.
Pada tahun 2006 dibangun gedung Gereja dan diresmikan pada hari Minggu, 04 Oktober 2009 oleh Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono. Pada tanggal 4 Oktober 2011 Kuasi Paroki St. Fransiskus Asisi Resapombo diresmikan oleh Vikjen Keuskupan Surabaya, RD. Agustinus Tri Budi Utomo. Nama pelindung Kuasi diambil nama Santo Fransiskus Asisi sebagai bentuk penghormatan kepada Romo Francesco Logano Pr sebagai perintis Gereja Resapombo. Perubahan ini atas usul Romo Matheus Suwarno, Pr. 

Ketua Stasi St. Yohanes di Resapombo :
Ø Pertama              : Bpk Wagiran, Sekretaris Bpk. Albertus Yosep Mulyadi.
Ø Kedua                 : Bpk Iro Jono. (Berdiri stasi St. Yohanes Resapombo)
Ø Ketiga                 : Bpk. Hadi Suyoto
Ø Keempat             : Bpk. Paulus Mul Meseran
Ø Kelima                : Bpk. Hubertus Kardi
Ø Keenam              : Bpk. Agustinus Tugiman
Ø Ketujuh               : Bpk. Yohanes Bowo Sunarno
Ø Kedelapan          : Bpk. Mulyono Guru
Ø Kesembilan        : Bpk. Hendrikus Juadi
Ø Kesepuluh          : Bpk. Thomas Ponijo
Ø Setelah itu menjadi Kuasi Paroki St. Fransiskus Asisi Resapombo

Pada hari Sabtu, 20 September 2014, Romo Sekretaris Keuskupan (RD. Albertus Widya Rahmadi Putra) memberi tahu RD. Petrus Katiran (selaku Pastor Kepala Kuasi) via telepon bahwa tiga stasi di Timur Resapombo, yaitu Stasi Corpus Christi Sumberbendo, Stasi St. Aloysius Banjarsari, Stasi Fransiskus Xaverius Cungkup yang sebelumnya merupakan bagian dari Paroki Wlingi, digabungkan dengan Paroki St. Fransiskus Asisi nantinya setelah diresmikan. Koordinasi segera dilakukan setelah itu, baik dengan RD. Mateus Suwarno selaku Pastor Kepala Paroki St. Petrus Paulus Wlingi maupun juga dengan ketiga Ketua Stasi tersebut.

3.        PROFIL PAROKI
3.1. Wilayah teritorialnya
Batas Wilayah Kerja Kuasi Paroki St. Fransiskus Asisi Resapombo :
·       Utara    : Desa Sumberurip, Hutan Lindung Gunung Kawi.
·       Selatan : Desa Sidorejo (Stasi Senggrong), Ds. Kemirigede
·       Timur   : Desa Kalimanis, Desa Bumirejo (Stasi Sumberbendo)
·       Barat    : Desa Sumberurip, Desa Sidorejo

Jarak Tempuh dari Pusat Paroki ke masing-masing Stasi :
·      ke Stasi St. Petrus Purworejo                     =    1,95     Km.
·      ke Stasi St. Maria Salamrejo                     =    4,14     Km.
·      ke Stasi St. Paulus Bambang                     =    4,61     Km.
·      ke Stasi St. Antonius Tulungrejo                =    1,54     Km.
·      ke Stasi St. Gabriel Wonorejo                    =    2,21     Km.
·      ke Stasi Corpus Christi Sumberbendo       =    7,51     Km.
·      ke Stasi St.Aloysius Banjarsari                  =    9,25     Km.
·      ke Stasi Fransiskus Xaverius Cungkup     =    11,45   Km.

1.2.  Jumlah umat
1.      Wilayah Pusat (Resapombo)   : 189 KK         : 549 jiwa
2.      Stasi Salamrejo                        : 127 KK         : 392 jiwa
3.      Stasi Purworejo                       :   92 KK         : 276 jiwa
4.      Stasi Bambang                        :   27 KK         :   81 jiwa
5.      Stasi Tulungrejo                      :   30 KK         :   75 jiwa
6.      Stasi Wonorejo                        :   28 KK         :   80 jiwa
7.      Stasi Sumberbendo                 :   17 KK         :   50 jiwa
8.      Stasi Banjarsari                       :   22 KK         :   59 jiwa
9.      Stasi Cungkup                         :   41 KK         : 111 jiwa
Jadi jumlah Total umat Paroki sebanyak: 573 KK dan 1.673 jiwa.

*) data no 1-3.5-6 per Maret 2014.
**)   data no 3-4 per Juni 2014.
***) data no 7-9 per Okt 2014

3.3. Jadwal Pelayanan Misa
1.    Misa Harian di Paroki
       Senin – Kamis dan Sabtu : jam 05.30 WIB
       Jumat                                : jam 17.00 WIB
      
2.    Malam Jumat Kliwon    : Misa dan tirakatan di Sendang Maria Purwoasih Stasi St. Maria Salamrejo jam                    19.00 wib.

3.        Misa Minggguan
Sabtu I dan III                 : Stasi Wonorejo                                  jam 17.00 WIB
                                  Stasi Tulungrejo                                    jam 16.00 WIB
Sabtu II dan IV               : Stasi Sumberbendo                           jam 17.00 WIB
  Stasi Banjarsari                                 jam 17.00 WIB

Minggu                             : Paroki                                                jam 07.00 WIB
                                           Stasi Salamrejo                                  jam 07.00 WIB
                                           Stasi Purworejo                                 jam 11.00 WIB
Minggu I, III dan V           Stasi Cungkup                                   jam 10.00 WIB
Minggu II dan IV                        : Stasi Bambang                                  jam 11.00 WIB

4.        Misa Lingkungan
Selasa II dan IV               : Lingkungan di Resapombo              jam 19.00 WIB
Rabu I                              : Lingkungan di Purworejo                 jam 17.00 WIB
Rabu II                             : Lingkungan di Wonorejo                  jam 17.00 WIB
Rabu III                           : Lingkungan di Salamrejo                  jam 17.00 WIB
Rabu IV                           : Lingkungan di Tulungrejo                jam 17.00 WIB
Kamis I                            : Lingkungan di Sumberbendo           jam 17.00 WIB
Kamis II   `                       : Lingkungan di Banjarsari                  jam 17.00 WIB
Kamis III                         : Lingkungan di Cungkup                   jam 17.00 WIB
Kamis IV                         : Lingkungan di Bambang                  jam 17.00 WIB
Misa lingkungan juga menjadi saat bagi Romo untuk berkatekese maupun juga kunjungan umat.

5.        Salve/ Adorasi
Jumat 1     : Sesudah misa harian sore dilanjutkan Adorasi terpimpin (Salve).
Jumat 2,3,4dan5  : Sesudah misa harian sore dilanjutkan dengan Adorasi pribadi sampai dengan  jam 21.00 WIB.

4     Visi – Misi Paroki – rencana strategis
4.1. Visi Paroki:
Gereja Katolik Paroki St. Fransiskus Asisi Resapombo sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan, misioner dan mandiri.

4.2.  Misi Paroki:
Untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama tersebut, maka Gereja Katolik Paroki Resapombo memiliki misi:
1.        Ketekese umat secara berkelanjutan.
2.        Penguatan pengurus Paroki dalam setiap jenjangnya (lingkungan, stasi, DPP).
3.        Menghidupkan tim kerja-tim kerja pastoral.
4.        Pengadaan sarana dan prasarana peribadatan maupun pastoral.
5.        Peningkatan perekonomian umat.

4.3.  Rencana-Rencana Strategis
1.        Pemberdayaan Umat
1.        Pematangan Program Kerja Paroki:
2.        Memperkuat kinerja Pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP):
3.        Rekoleksi Umat Lingkungan dan Stasi
4.        Katekese Umat:
5.        Menghidupkan kelompok-kelompok (kategorial) yang ada
1.        Mendampingi kelompok WKRI-WKRI ranting sebagai pendamping rohani.
2.        Menghidupkan kelompok Legio Maria.
6.        Aneka bentuk persiapan bagi para penerima sakramen:
7.        Perayaan Ekaristi yang semarak
8.        Peningkatan perekonomian umat

2.        Pengembangan Sarana-Prasarana
1.             Pembangunan Gereja dan Aula:
2.             Pengadaan sarana-sarana peribadatan.
3.             Melengkapi beberapa fasilitas yang belum ada.  



*) disampaikan oleh RD. Soni A dalam pertemuan Romo2 Paroki Blitar-Wlingi-Resapombo dgn Seminari Garum: Pengenalan Stasi bagi Kelas IV. Sabtu, 25 Juli 2015 jam 08.30-10.00 Wita di Seminari Garum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGUMUMAN GEREJA

Jadwal Misa